JASA KONSULTAN PERIZINAN & ADVOKASI HUKUM
Seiring berkembangnya teknologi pemetaan yang semakin pesat, dunia survey dan pemetaan juga mengalami kemajuan yang signifikan. Salah satu dari perkembangan yang ramai saat ini adalah pemetaan dengan menggunakan drone atau biasa disebut sebagai UAV (Unnamed Aerial Vehicle).
Kebutuhan dan permintaan akan data spasial yang mutakhir, detail dengan biaya yang relative murah kini semakin meningkat. Teknologi UAV mampu memberikan output data spasial yang detail dengan biaya relative murah. Penggunaan teknologi UAV dalam bidang pemetaan perlu dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan spasial di berbagai bidang baik oleh akademisi, pemerintah, maupun swasta.
Pemotretan foto udara menggunakan pesawat tanpa awak atau UAV, dapat menghasilkan produk Geo-informasi yang cepat dan bebas dari awan, seperti orthopoto mosaic, Digital Elevation Model, Model 3D, Topografi dan Sebagainya.
Jasa pemetaan drone mapping/ foto udara (UAV) adalah akuisisi data citra foto udara yang menggunakan drone sebagai wahananya. Drone yang digunakan adalah quadcopter dan bersayap (fixedwing) maupun gabungan keduanya atau disebut Vertical Takeoff Landing (VTOL).
Ditangani oleh tim professional dimana terdiri dari Pilot UAV yang bersertifikat resmi/ berlisensi, Ground Station, dan Supervisi dilapangan. Selain itu dalam Jasa Foto Udara PT. Indonesia Geospasial didukung dengan workstation dan tim yang disediakan khusus untuk pengolahan foto udara sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dan cepat.
Pemetaan melalui pemotretan Drone/ UAV dapat digunakan untuk pengukuran luasan lahan, jumlah tanaman dalam area pemotretan, jarak tanam tanaman, identifikasi kesehatan tanaman (Drone Multispektral), perhitungan estimasi produksi hasil perkebunan, dan masih banyak lagi.
Data yang update, Akuisisi data dapat dilakukan kapan saja sesuai dengan kebutuhan dan urgensi pengguna
Waktu akuisisi yang singkat, Waktu adalah prioritas kami, kami mengembangkan metode dan peralatan untuk mempersingkat waktu akuisisi. Kapasitas akuisisi kami sebesar maks 2.000 - 3000 Ha / hari jika cuaca bersahanat.
Resolusi tinggi, Resolusi foto udara 5 cm s/d 10 cm per-pixel dengan ketinggian 50 s/d 500 meter, lebih baik dibandingkan peta citra satelit
Pengolahan data turunan, Pengolahan data turunan dari foto udara berupa digital surface model (DSM), digital terrain model (DTM), hingga DEM dan kontur
Analisis dan pemetaan, Analisis foto udara untuk berbagai macam kebutuhan seperti perhitungan pokok tanam, inventory mapping, dan analisis lainnya
Cepat dalam akuisisi data di lapangan
Berbiaya rendah dibandingkan biaya survey terestris menggunakan Teodolit atau Total Station
Delivery data cepat (hitungan hari)
Hasil foto udara bebas dari awan karena terbang rendah
Sedikit keterlibatan personil
Request
Konsultasi bersama klien/ investor terkait jenis pekerjaan dan output yang akan dihasilkan. Dalam hal ini tim Indonesia Geospasial menyerahkan proposal beserta KAK dari jenis pekerjaan yang diharapkan
Flight Planning
Merencanakan misi terbang pada lokasi pekerjaan yang telah disetujui. Misi terbang dibuat sebelum tim Indonesia Geospasial berangkat ke lokasi untuk akuisisi data foto udara
Data Acquisition
Pengambilan data menggunakan UAV/ Drone pada lokasi pekerjaan. Waktu pengambilan foto udara tergantung dari luas wilayah pekerjaan
Image Processing
Proses penggabungan hasil foto udara yang telah didapatkan di lapangan selama pengambilan data. Waktu analisis tergantung dari jumlah foto udara yang telah diakuisisi
Orthomosaic + DEM
Hasil yang akan diperoleh dari analisis yang telah dilakukan
Pembuatan Rencana Terbang
Klien memberikan batasan/ boundary lokasi yang akan dikerjakan, dapat berupa format file (KML/dwg/dfx). Kemudian tim Indonesia Geospasial akan menentukan rencana terbang untuk akuisisi data foto.
Tahapan pre-flight yang dimaksud di sini adalah proses atau tahapan yang dilakukan oleh tim pemotretan udara dalam perencanaan dan persiapan segala hal mengenai pemotretan udara. Perencanaan pemotretan udara yang berkaitan dengan peralatan, logistik, jalur terbang (flight plan), estimasi waktu, jumlah personil, serta biaya (budgeting) ditentukan dalam tahapan ini.
Flight plan merupakan penunjang kesuksesan pemotretan udara, dimana spesifikasi dari foto yang dihasilkan sangat bergantung pada kualitas flight plan.
Pemasangan dan Pengukuran Premark
Termasuk dalam lingkup perencanaan pemotretan adalah pemasangan tanda lapangan atau premark pada titik-titik kontrol triangulasi udara. Tergantung dari jenis permukaan tanahnya, premark dapat dibuat dari pahan plastik, kain, atau cat.
pada tahap ini, dilakukan dua metode pemetaan yaitu fotogrametri format kecil dengan menggunakan UAV/ Drone, dan pengukuran Ground Control Point menggunakan GPS Geodetik untuk mendapatkan koordinat premark yang akurat dan presisi. Premark berfungsi sebagai titik ikat dan acuan system koordinat peta.
Pemotretan dilakukan setelah Premark terpasang. Syarat minimal pengambilan data adalah 70% sidelap dan 80% overlap.
Dalam data akuisisi dilakukan 2 cek kualitas data, yaitu:
Quality control Premark yang diukur dengan GPS geodetik untuk memastikan posisi Premark sudah sesuai standar dan masuk syarat minimal pemetaan
Quality control image data yang meliputi seluruh area dan dipastikan overlap dan sidelap sudah sesuai persyaratan, serta jangkauan pesawat telah mengcover keseluruhan area. Jika ada yang terlewat dalam quality control maka dilakukan pekerjaan ulang untuk melengkapi kekurangan data tersebut
Ditahap ini dilakukan pengolahan data dengan menggabungkan hasil foto udara dari UAV/ Drone dengan menggunakan software khusus untuk pengolahan data foto udara. Namun langkah pertama yang sebaiknya dilakukan sebelum melakukan processing foto udara adalah menilai kualitas tiap foto asli hasil pemotretan, seleksi perlu dilakukan terutama pada foto-foto yang blur atau pada foto dengan tingkat oblique yang tinggi untuk tidak dimasukkan kedalam proses.
Pada dasarnya perangkat lunak untuk memproses foto udara yang ada saat ini seperti Agisoft Stereoscan, Metashape, Pix4D Mapper, SFM, dan lainnya, menghasilkan data mosaic ortho dan DSM dengan langkah yang memudahkan pengguna. Kombinasi input antara foto udara dan nilai GCP menghasilkan data mosaic ortho dan DSM yang ter-georeference.
Mosaic Orthophoto (Foto Udara)
Digital Surface Model (DSM)
Digital Terrain Model (DTM)
Digital Elevation Model (DEM)
3D Model (Print Out & PDF)
Peta Kontur
Lereng (Slope)
Peta Inventory Map (Digitasi dan Penggunaan Lahan)
PDF dan Print Out Sesuai Permintaan
Hasil Tabel Tree Counting (perkebunan sawit) dan Laporan
Harga bervarisasi, ditentukan oleh jarak dari kantor kami ke lokasi, jumlah personil, luas areal, output apa saja yang diinginkan, tingkat ketelitian data, dan lain sebagainya.
Contoh kasar perhitungan biaya perhektar:
Luas 1 - 10 Ha = Rp. x.000.000 per project
Luas 11 - 99 Ha = Rp. xx.000.000 per project
Luas 100 Ha = Rp. xxx.000,- per Ha *)
Luas 101 - 200 Ha = Rp. xxx.000,- per Ha *)
Luas 201 - 100 Ha = Rp. xx.000,- per Ha *)
Luas 101 - 1.000 Ha = Rp. xx.000,- per Ha *)
Luas 1.001 - 1.100 Ha = Rp. xx.000,- per Ha *)
Luas 1.101 - 2.000 Ha = Rp. xx.000,- per Ha *)
Luas 2.001 - 2.100 Ha = Rp. xx.000,- per Ha *)
Luas 2.101 - 3.000 Ha = Rp. xx.000,- per Ha *) dst.
Hitungan biaya tidak bisa dipastikan karena sangat relatif dengan berbagai faktor. Namun kami dapat memastikan bahwa kami adalah layanan yang profesional dan berpengalaman dengan harga dibawah standar.